Rabu, 28 November 2012

Anak Belajar dari Kehidupannya


Bila seorang anak hidup dibawah kecaman
Ia belajar untuk menyalahkan
Bila seorang anak hidup dengan permusuhan
Ia belajar untuk melawan
Bila seorang anak hidup dalam cemoohan
Ia belajar untuk menjadi pemalu
Bila seorang anak hidup menanggung rasa malu
Ia merasa selalu bersalah
Bila seorang anak belajar bertoleransi
Ia belajar sabar
Bila seorang anak hidup dalam dorongan
Ia belajar percaya diri
Bila seorang anak hidup dalam pujian
Ia belajar menghargai
Bila seorang anak hidup dengan kejujuran
Ia belajar keadilan
Bila seorang anak hidup dengan penuh rasa aman
Ia belajar untuk beriman
Bila seorang anak hidup dengan restu
Ia belajar menyukai dirinya sendiri
Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan
Ia belajar untuk mencari kasih ditengan dunia.
(Dorothy Law Nolte)

Dari penggalan syair diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa karakter seorang anak terbentuk dari kehidupan yang ada disekelilingnya. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika apa yang dilihat dan didengar itu baik pula, dia belajar sesuai dengan mitos yang sudah ada. Pikiran seorang anak berkembang melalui apa yang didengar, apa yang dilihat dan apa yang dilakukan. Selain itu, perkembangannya dipengaruhi oleh sosial dan budaya dimana anak tersebut tinggal. Setiap budaya memberikan pengaruh pada pembentukan keyakinan, nilai, norma kesopanan serta metode dalam memecahkan masalah sebagai alat dalam beradaptasi secara intelektual. Budayalah yang mengajari anak untuk berfikir dan apa yang seharusnya dilakukan.
Sebagai orang dewasa kita tahu dengan pasti bahwa tidak semua yang kita dengar dan lihat semua buruk, jika kita menyelami itu semua dengan bijak maka kita akan mengerti dampak positif dan negatif terhadap semua itu.

Rabu, 21 November 2012

"Optimis Vs Pesimis"


Usaha untuk mencapai kesempurnaan itu mesti dilakukan sungguh-sungguh. Orang mesti mengalami sungguh-sungguh perjuangan untuk meraih sukses itu. Orang tidak hanya menggantungkan cita-cita hidupnya setinggi bintang di langit. Namun orang mesti berani merealisasikan cita-cita itu dalam hidupnya. Dengan demikian, kesuksesan itu bukan hanya sebuah impian kosong. Sebagai orang beriman, usaha-usaha kita meraih sukses dalam hidup ini mesti berada di bawah bimbingan kasih Tuhan. Kita melibatkan Tuhan yang maha pengasih dan penyayang itu dalam setiap usaha kita. Dengan demikian, kita dapat meraih sukses itu dalam hidup ini.

            Sukses yang diraih seseorang dalam hidup ini, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Merentang ruang dan waktu yang ada membuat masing-masing orang memiliki cerita tersendiri ketika mengalami suatu kesuksesan. Sukses adalah milik kita, jika benar ada niat untuk mengejarnya.  Dimana ada niat pasti ada jalan. Pepatah ini sudah sering kita dengar, tetapi apakah benar dimana ada niat semua ada jalan dan Tuhan mengabulkannya ???

            Seumpama kita hidup dan sedang bermain dengan banyak papan Ular-Tangga. Ada papan yang bernama sekolah. Ada papan yang bernama karir. Suka atau tidak dengan permainan yang sedang dijalaninya, setiap orang harus melangkah. Atau ia terus saja ada di petak itu. Suka tak suka, setiap orang harus mengocok dan melempar dadunya. Dan sebatas itulah ikhtiar manusia melempar dadu (dan memprediksi hasilnya dengan teori peluang). Hasil akhirnya, berapa jumlahan yang keluar, adalah mutlak kuasa Tuhan.
            Apakah Ular yang akan kita temui, ataukah Tangga, Tuhan lah yang mengatur dan disitulah Nasib. Kuasa kita hanyalah sebatas melempar dadu. Malangnya, ada juga manusia yang enggan melempar dadu dan menyangka bahwa itulah nasibnya. Bahwa di situlah nasibnya, di petak itu. Mereka yang malang itu, terus saja ada di sana. Menerima keadaan sebagai Nasib, tanpa pernah melempar dadu. Mereka yang takut melempar dadu, takkan pernah beranjak ke mana-mana. Mereka yang enggan melempar dadu, takkan pernah menyelesaikan permainannya.
            Setiap kali menemui Ular, lemparkan dadumu kembali. Optimislah bahwa di antara sekian lemparan, kau akan menemukan Tangga. Beda antara orang yg optimis dan pesimis bila keduanya sama-sama gagal, Si Pesimis menemukan kekecewaan dan Sang Optimis mendapatkan harapan.