Senin, 10 Desember 2012

Menggapai Akuntabilitas


Semua orang pasti ingin menjadi orang yang dapat dipercaya. Orang yang ingin meningkatkan karirnya selalu ingin menjadi orang yang dipercaya. Masalahnya menjadi orang yang dipercaya bukanlah hal yang mudah. Lamanya kita bekerja, kepandaian kita, gelar ijazah kita, atau pengalaman kerja kita belumlah cukup untuk menjadikan kita orang yang dipercaya. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi orang kepercayaan orang lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat menjadi orang yang dipercayai orang lain, antara lain:
1.      Milikilah integritas. Kepercayaan dan integritas adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa integritas jelas kita tidak akan dipercaya. Integritas berarti memiliki karakter yang baik. Di jaman ini, karakter yang baik tetap jadi modal utama agar kita bisa dipercaya.
2.      Milikilah komitmen yang kuat. Tanpa komitmen, jelas kita tidak dipercaya. Bagaimana mungkin seseorang akan mempercayakan hal yang lebih besar kepada orang yang bermalas-malasan dalam bekerja?
3.      Jadilah orang yang berkompeten. Kompetensi artinya memiliki kualitas unggul dan andal. Tingkatkan terus kinerja kita. Gali potensi diri dan munculkan ide serta gagasan-gagasan baru.
4.      Miliki tanggung jawab. Maukah kita memberi kepercayaan kepada orang yang tak bertanggung jawab? Jelas tidak! Bertanggung jawab adalah syarat mutlak agar kita bisa dipercaya. Jika kita masih diberikan tanggung jawab yang kecil, jangan meremehkan atau malah berputus asa. Kerjakan itu dengan sebaik-baiknya. Percayalah, jika kita bisa dipercaya dengan tanggung jawab kecil, pasti kita akan diberi tanggung jawab yang lebih besar, ketika kita setia dalam perkara kecil maka dari situlah akan lahir perkara-perkara yang lebih besar.
Sejalan dengan itu sebagai seorang pendidik kita harus menjadi orang yang dapat dipercayai oleh orang lain entah itu siswa, orang tua,  lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja kita, lingkungan tempat tinggal kita maupun dimana saja kita berada, karena dengan demikian maka segala sesuatu yang kita lakukan akan mendapat tanggapan atau respon yang positif dan semuanya itu akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi diri pribadi kita.

Rabu, 28 November 2012

Anak Belajar dari Kehidupannya


Bila seorang anak hidup dibawah kecaman
Ia belajar untuk menyalahkan
Bila seorang anak hidup dengan permusuhan
Ia belajar untuk melawan
Bila seorang anak hidup dalam cemoohan
Ia belajar untuk menjadi pemalu
Bila seorang anak hidup menanggung rasa malu
Ia merasa selalu bersalah
Bila seorang anak belajar bertoleransi
Ia belajar sabar
Bila seorang anak hidup dalam dorongan
Ia belajar percaya diri
Bila seorang anak hidup dalam pujian
Ia belajar menghargai
Bila seorang anak hidup dengan kejujuran
Ia belajar keadilan
Bila seorang anak hidup dengan penuh rasa aman
Ia belajar untuk beriman
Bila seorang anak hidup dengan restu
Ia belajar menyukai dirinya sendiri
Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan
Ia belajar untuk mencari kasih ditengan dunia.
(Dorothy Law Nolte)

Dari penggalan syair diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa karakter seorang anak terbentuk dari kehidupan yang ada disekelilingnya. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika apa yang dilihat dan didengar itu baik pula, dia belajar sesuai dengan mitos yang sudah ada. Pikiran seorang anak berkembang melalui apa yang didengar, apa yang dilihat dan apa yang dilakukan. Selain itu, perkembangannya dipengaruhi oleh sosial dan budaya dimana anak tersebut tinggal. Setiap budaya memberikan pengaruh pada pembentukan keyakinan, nilai, norma kesopanan serta metode dalam memecahkan masalah sebagai alat dalam beradaptasi secara intelektual. Budayalah yang mengajari anak untuk berfikir dan apa yang seharusnya dilakukan.
Sebagai orang dewasa kita tahu dengan pasti bahwa tidak semua yang kita dengar dan lihat semua buruk, jika kita menyelami itu semua dengan bijak maka kita akan mengerti dampak positif dan negatif terhadap semua itu.

Rabu, 21 November 2012

"Optimis Vs Pesimis"


Usaha untuk mencapai kesempurnaan itu mesti dilakukan sungguh-sungguh. Orang mesti mengalami sungguh-sungguh perjuangan untuk meraih sukses itu. Orang tidak hanya menggantungkan cita-cita hidupnya setinggi bintang di langit. Namun orang mesti berani merealisasikan cita-cita itu dalam hidupnya. Dengan demikian, kesuksesan itu bukan hanya sebuah impian kosong. Sebagai orang beriman, usaha-usaha kita meraih sukses dalam hidup ini mesti berada di bawah bimbingan kasih Tuhan. Kita melibatkan Tuhan yang maha pengasih dan penyayang itu dalam setiap usaha kita. Dengan demikian, kita dapat meraih sukses itu dalam hidup ini.

            Sukses yang diraih seseorang dalam hidup ini, tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Merentang ruang dan waktu yang ada membuat masing-masing orang memiliki cerita tersendiri ketika mengalami suatu kesuksesan. Sukses adalah milik kita, jika benar ada niat untuk mengejarnya.  Dimana ada niat pasti ada jalan. Pepatah ini sudah sering kita dengar, tetapi apakah benar dimana ada niat semua ada jalan dan Tuhan mengabulkannya ???

            Seumpama kita hidup dan sedang bermain dengan banyak papan Ular-Tangga. Ada papan yang bernama sekolah. Ada papan yang bernama karir. Suka atau tidak dengan permainan yang sedang dijalaninya, setiap orang harus melangkah. Atau ia terus saja ada di petak itu. Suka tak suka, setiap orang harus mengocok dan melempar dadunya. Dan sebatas itulah ikhtiar manusia melempar dadu (dan memprediksi hasilnya dengan teori peluang). Hasil akhirnya, berapa jumlahan yang keluar, adalah mutlak kuasa Tuhan.
            Apakah Ular yang akan kita temui, ataukah Tangga, Tuhan lah yang mengatur dan disitulah Nasib. Kuasa kita hanyalah sebatas melempar dadu. Malangnya, ada juga manusia yang enggan melempar dadu dan menyangka bahwa itulah nasibnya. Bahwa di situlah nasibnya, di petak itu. Mereka yang malang itu, terus saja ada di sana. Menerima keadaan sebagai Nasib, tanpa pernah melempar dadu. Mereka yang takut melempar dadu, takkan pernah beranjak ke mana-mana. Mereka yang enggan melempar dadu, takkan pernah menyelesaikan permainannya.
            Setiap kali menemui Ular, lemparkan dadumu kembali. Optimislah bahwa di antara sekian lemparan, kau akan menemukan Tangga. Beda antara orang yg optimis dan pesimis bila keduanya sama-sama gagal, Si Pesimis menemukan kekecewaan dan Sang Optimis mendapatkan harapan.

Rabu, 03 Oktober 2012

Berkat Kebaikan

Berbuat baik adalah keharusan bagi setiap orang percaya

Meski sepertinya mudah untuk diucapkan, namun
terkadang sulit untuk kita lakukan
Terlebih ketika kita harus menghadapi berbagai
tekanan dan kekecewaan
ketika apa yang kita lakukan
tidak sebanding dengan apa yang kita terima

Perbuatan baik yang kita lakukan ibarat benih yang kita tabur.
Semakin banyak benih yang kita tabur maka
semakin banyak pula buah yang akan kita tuai nantinya.
Perbuatan baik selalu mendatangkan berkat melimpah
di masa depan

"Janganlah kita jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya,
kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah"
Galatia 6 :13 

Rabu, 26 September 2012

Berpikir Positif



Salah satu hal yang sangat mungkin kita kendalikan sendiri adalah bagaimana cara berpikir kita. Kalau kita mau berpikir positif, maka kita memiliki kesempatan untuk membuang segala hal yang tidak baik, memungkinkan kita untuk menjaga perasaan kita, menjaga langkah perjalanan kita, dan menjaga hubungan kita dengan orang lain.
Ketika kita menghadapi masalah hendaklah kita bersikap tenang,  Jangan biarkan orang lain membuat kita emosi, sebab mereka menjadi pihak yang menang dan kita yang kalah. Kita memiliki pilihan untuk marah atau tidak marah, tergantung bagaimana kita mengendalikan emosi kita. Marah atau tidak marah bukanlah sesuatu yang harus dikerjakan. Kita harus memilihnya; memilih marah atau tidak marah.
Menyimpan hal-hal atau peristiwa-peristiwa buruk dan bersiap-siap untuk membalasnya adalah sikap dan tindakan hidup yang merusak diri sendiri dan orang lain. Apa perlu kita menyimpan hal-hal buruk kalau hal-hal itu tidak diperlukan dan tidak ada gunanya? Apa untungnya kita melakukan hal-hal buruk kalau hal-hal itu justru menggambarkan kejelekan kita sendiri dan merusak hubungan dengan orang lain? Rasanya memang tidak ada gunanya, tidak ada perlunya!
Mau tidak mau, kita harus mengakui apa pun, siapa pun selalu memiliki sisi baik-buruk, sisi yang menyenangkan-tidak menyenangkan, sisi positif-negatif. Itu hal yang wajar. Akan menjadi tidak wajar jika kita memandang sesuatu dengan hanya memperhatikan hal-hal yang jeleknya saja. Padahal, ada sisi baik, indah, positif, dan sisi yang menyenangkan. Apa yang baik akan dilihat sebagai sesuatu yang perlu dikembangkan, sedangkan hal-hal buruk dilihat sebagai hal-hal yang perlu diperbaiki. Hal-hal baik perlu diambil, sedangkan hal-hal yang tidak baik perlu dibuang Hal-hal yang baik harus menjadi titik pandang ketika kita menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Hadapilah setiap kesulitan yang ada dan kalahkanlah kesulitan. Jangan lari dari kesulitan. Apabila kita berlari, kita tidak memiliki pengalaman menghadapi kesulitan, kita tidak memiliki kekuatan dan ketangguhan dalam menghadapi kesulitan. Hendaklah kita memandang kesulitan sebagai tantangan dan peluang untuk maju.

Pertanyaan :
1.      Bagaimana cara mengendalikan emosi yang berlebihan selain bersikap tenang?
2.     Apakah Kehidupan yang tidak memberikan pengaruh positif bagi kehidupan orang lain adalah kehidupan yang tidak layak untuk dijalani? Contohnya: Seseorang mencuri di rumah seorang koruptor dan hasil curiannya dibagikan kepada orang yang tidak mampu.

Rabu, 19 September 2012

Love Life


Refleksi Mata Kuliah Filsafat Ilmu, Kamis 13 September 2012

Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika yang di ampu oleh Dr. Marsigit MA. di kelas reguler Pendidikan Matematika Kelas C Baru saja dimulai. Perkuliahan ini berbeda dari perkuliahan pada umumnya. Bapak Marsigit tidak menjelaskan semua materi pada waktu kuliah. Ini berarti mahasiswa dituntut untuk lebih berperan aktif dan mandiri dalam belajar filsafat.
Life adalah sebuah metode yang dipakai untuk mempelajari filsafat. Dalam hidup ini, kita tidak ingin sesuatu yang tidak jelas. Semua orang pasti ingin bahagia, ingin sukses, ingin senang, ingin hari-hari hidupnya dilewati dengan canda dan tawa, dan lain-lain yang mendatangkan sukacita bagi kehidupannya. Satu kata yang terdengar indah yaitu CINTA, akan tetapi untuk mengungkapkannya/ menjelaskannya begitu sulit. Apa sebetulnya hakekat dari cinta?? Memiliki (kemana-mana harus bareng)?? Harus dekat?? Atau?????  Cinta itu di hati,, cinta dengan pikiran??? Jadi repotttt....Setinggi-tinggi pikiranmu, anda tdk akan pernah mampu mengungkap misteri cinta...
Cintailah seseorang :  
-        Seperti orang buta yang tidak dapat melihat dengan mata namun dengan mata hatinya...
-  Seperti orang bisu yang tidak bisa berkata banyak tetapi dibuktikan dengan  perbuatannya...
-        Seperti orang lumpuh yang tak mampu beranjak dari satu hati ke hati yang lain dan tetap setia kepada hati yang dicintai...

Question : Dalam hidup ini mencintai atau dicintai,, mana yang lebih penting?????